![]() |
Foto: Kunjungan Menparekraf pada Kegiatan Santri Digitalpreneur di Ponpes Nurul Haramain (Dok.Pribadi) |
Kegiatan Pelatihan Santri DigitalPreneur Indonesia ini sendiri, sudah diadakan sejak 2020 lalu kemudian kembali diadakan pada 10 kabupaten/kota terpilih, yaitu Lombok Barat, Balikpapan, Sukabumi, Banyuwangi, Gorontalo, Padang Panjang, Surakarta, Wajo, Gresik dan Pekanbaru.
Program SDPI 2024 yang diadakan di Lombok Barat, mengusung tema "Generasi Kreatif, Berdaya Saing". Kedatangan Menparekraf, disambut hangat shalawat dan tabuhan hadrah oleh para santri Ponpes Nurul Haramain.
Kegiatan ini kemudian dibuka dengan diawali sambutan Pimpinan Pondok Pesantren, Hasanain Juaini, yang mengungkapkan rasa senang, bahagia dan bangga atas kedatangan menteri. Juaini menyebut, Santri Digitalpreneur adalah langkah pondok pesantren dan para santri ikut andil dalam memajukan bangsa.
Berdasarkan informasi yang diserap, Ponpes Nurul Haramain melibatkan para santri dalam mengembangkan ekonomi di sektor pertanian. Seperti mengembangkan daun salam untuk di ekspor. Dan merencakan program 7,5 Meter kali bersih yang akan menjadi sumber pembangkit listrik.
"Merupakan tantangan bagi guru, untuk mendidik anak murid menjadi kreatif agar dapat menjawab tantangan dalam situasi apapun,"ucap Juaini.
![]() |
Foto: Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno |
"Santri yang menguasai digitalisasi, dapat melakukan banyak inovasi dan kolaborasi untuk digunakan di masa mendatang," papar Sandiaga.
Kegiatan ini kemudian dirangkai dengan sesi tanya jawab, antara menteri dengan santri. Salah satu santri, Faza zaki, yang menanyakan tentang bagaimana cara agar vanili dapat diekspor dan eksis dalam perdagangan Internasional.
"Melalui program Santri Digitalpreneur santri akan dihubungkan ke kelas ekspor, dilatih dan difasilitasi sampai produk yang dihasilkan dapat diekspor dan berkelanjutan," papar Menparekraf Sandiaga.
Penulis: Siti Sarah
0 Komentar